Monitoring asupan makanan dan budaya makan remaja diperlukan untuk mempertahankan status gizi yang baik. Diskusi: Hampir setengah dari responden memiliki kebiasaan makan yang tidak baik walau berada dalam satu asrama yang sama. Analisis bivariat menunjukkan tidak adanya hubungan bermakna antara kebiasaan makan dengan status gizi remaja asrama (p=0,764). Hasil: Didapatkan lebih dari setengah responden memiliki kebiasaan makan yang baik (58,3%) dan mayoritas status gizi responden berada dalam kondisi normal (91,1%). Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis bivariat. Status gizi didapatkan melalui penghitungan z-score dari tabel Standar Antropometri. Instrumen untuk mengukur kebiasaan makan menggunakan instrumen yang telah valid dan reliabel. Teknik sampel yang digunakan adalah total sampling sebanyak 192 responden. Metode: penelitian kuantitatif korelasional ini menggunakan populasi remaja berusia 18-19 tahun yang bertempat tinggal di asrama satu fakultas di Indonesia bagian barat. Tujuan: untuk mengidentifikasi hubungan kebiasaan makan dengan status gizi remaja di asrama. Studi pendahuluan mendapatkan tujuh dari sepuluh remaja memiliki kebiasaan makan yang tidak baik. Kebiasaan makan yang tidak baik pada masa remaja dalam rentang usia 10-19 tahun dapat menghambat proses pertumbuhan fisik, perkembangan dan performa akademik.
0 Comments
Leave a Reply. |
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. ArchivesCategories |